NAMA : WULANDARI
NIM : A1C112006
KELAS : KIMIA REGULER 2012
1) Jelaskan
kemungkinan terbentuknya ikatan rangkap tiga pada lemak / minyak tak jenuh ?
Jawab :
Asam lemak tak jenuh
merupakan asam lemak yang dapat disintesis oleh tubuh serta mempunyai ikatan rangkap,
contohnya asam oleat.
Terbentuknya ikatan rangkap 3
pada lemak tak jenuh bisa terjadi bila lemak tak jenuh ini mengalami reaksi halogenasi dan setelah itu dilanjutkan
dengan reaksi dehidrogenasi. Halogenasi
merupakan reaksi yang terjadi antara ikatan karbon-karbon rangkap (C=C) pada
senyawa-senyawa alkena seperti etena dengan unsur-unsur halogen seperti klorin,
bromin dan iodin. Prosesnya yaitu pemasukan halogen ke dalam senyawa organik,
baik secara penambahan (adisi) maupun secara penggantian (substitusi). Sedangkan
tahap kedua adalah Dehidrogenesis dimana reaksi dehidrogenesis adalah reaksi
balik atau pelepasan hidrogen dari sebuah molekul. Dari kedua reaksi ini kita
dapat membentuk ikatan rangkap 2 pada lemak tak jenuh menjadi rangkap 3.
Adapun prosesnya sebagai
berikut :
1.
Pada
reaksi ini dicontohkan asam lemak yang digunakan adalah Asam oleat (CH3(CH2)7CH=CH(CH2)7COOH
dengan atom C sebanyak 18. Senyawa ini direaksikan
dengan Br2. Dimana Br (δˉ) ini bersifat nukleofil menyerang C
yang bermuatan positif pada ikatan rangkap. Kemudian elekton pada karbon
berpindah posisi sehingga terjadi reaksi substitusi dimana ikatan H terlepas
dan langsung berikatan dengan Br (δ+) dan menghasilkan senyawa HBr.
2.
Selanjutnya
asam lemak tak jenuh tersebut direaksikan dengan basa kuat seperti KOH agar
ikatan H terputus dan gugus Br – pergi. Dimana ion K bermuatan positif dan OH
bermuatan negatif, ion OH – inilah yang bersifat basa sehingga
menarik ion H+ membentuk molekul H2O dan electron pada
atom karbon menstabilkan diri dengan cara elektronnya berpindah sehingga
menyebabkan gugus Br – terputus dan berikatan dengan K+ menjadi
KBr dan terbentuklah ikatan rangkap 3 pada rangkap tiga pada asam lemak tak
jenuh tersebut.
2) Jelaskan bagaimana proses pencucian menggunakan pelarut organik bebas air?
Jawab :
Deterjen merupakan campuran berbagai bahan, juga terbuat
dari bahan-bahan turunan minyak bumi yang digunakan untuk membantu pembersihan. Deterjen adalah garam dari sulfonat atau
sulfat berantai panjang dari natrium (RSO3- Na+ dan ROSO3-
Na+). Deterjen mempunyai keunggulan dalam hal tidak mengendap
bersama logam dalam air.
Dalam deterjen terdapat bahan penyusun berupa surfaktan (surface active agent) yang merupakan zat
aktif permukaan yang mempunyai gugus yang berbeda yaitu hidrofilik
(suka air), gugus yang tertarik pada senyawa polar dan hidrofobik (suka lemak), gugus yang tertarik pada senyawa
non polar. Bahan
aktif ini berfungsi menurunkan tegangan permukaan air sehingga dapat melepaskan
kotoran yang menempel pada permukaan air. Surfaktan berfungsi menghilangkan
atau mengendapkan kotoran dalam larutan dan sebagai pengemulsi Surfaktan yang digunakan pada deterjen adalah jenis surfaktan anionik
yaitu LAS (Linier Alkil Benzena Sulfonat).
Surfaktan anionik dalam deterjen ini berfungsi sebagai zat pembasah yang akan
masuk ke dalam ikatan antara serat kain dan kotoran yang menyebabkan kotoran
menjadi menggulung sehingga menjadi besar dan akhirnya terlepas dari serat
kain.
Seperti yang kita
ketahui dalam proses pencucian digunakan pelarut berupa air. Air adalah
substansi kimia dengan rumus kimia H2O, yaitu molekul yang tersusun atas dua
atom hidrogen yang terikat secara kovalen pada satu atom oksigen. Air bersifat
tidak berwarna, tidak berasa dan tidak berbau pada kondisi standar, yaitu pada
tekanan 100 kPa (1 bar) dan temperatur 273,15 K (0 °C). Air merupakan pelarut
universal yang memiliki sifat polar lebih tepatnya pelarut protik polar, yaitu
pelarut polar yang menunjukkan atom hidrogen yang menyerang atom
elektronegatif dalam hal ini adalah
oksigen. Kelarutan suatu zat dalam air ditentukan oleh dapat tidaknya zat
tersebut menandingi kekuatan gaya tarik-menarik listrik (gaya intermolekul
dipol-dipol) antara molekul-molekul air. Gaya tarik antara dua molekul polar (
gaya tarik dipol-dipol) menyebabkan larutan polar larut dalam larutan polar.
Molekul polar mempunyai dipol yang permanen sehingga menginduksi awan elektron
non polar sehingga terbentuk dipol terinduksi, maka larutan nonpolar dapat
larut dalam non polar. Sebagai pelarut protik, air memiliki tetapan dielektrik
sebesar 80 dan momen dipol sebesar 1.85 D.
Untuk
menggantikan air sebagai pelarut dalam proses pencucian ini, maka dapat
digunakan pelarut organic yang berupa pelarut protik polar juga, seperti asam
format (H-C(=O)OH).
Asam
format memiliki tetapan dielektrik 58 dan momen dipol 1.41 D. Dimana asam format ini juga
bisa digunakan dalam pelarut penyucian karena gaya intermolekul dipol-dipol yang
menyebabkan asam format yang merupakan senyawa polar menginduksi awan
elektron sabun sehingga dapat membantu larutnya asam lemak yang merupakan
senyawa non polar.
Namun asam format dapat menyebabkan iritasi pada hidung, tenggorokan dan
dapat membakar kulit, sehingga asam format sangat berbahaya bila digunakan untuk
mencuci sebagai pengganti air.
3) Bagaimana
cara kerja indra pengecap (lidah) sehingga menimbulkan cita rasa manis khususnya
pada fruktosa ?
Jawab :
Lidah adalah organ
pengecap, pada lidah terdapat reseptor untuk rasa. Reseptor ini peka terhadap
stimulus dari zat-zat kimia, sehingga disebut kemoreseptor. Reseptor tersebut
adalah kuncup-kuncup pengecap (taste buds).
Seperti halnya indera yang lain, pengecapan merupakan
hasil stimulasi ujung saraf tertentu. Pada manusia, ujung saraf pengecap
berlokasi dikuncup-kuncup pengecap pada lidah.
Kuncup-kuncup pengecap mempunyai bentuk seperti labu,
terletak pada lidah di bagian depan hingga ke belakang. Di dalam satu papila terdapat banyak kuncup pengecap (taste bud) yaitu
suatu bangunan berbentuk bundar
yang terdiri dari 2 jenis sel, yaitu sel-sel penyokong dan
sel-sel pengecap sebagai reseptor. Setiap sel pengecap memiliki
tonjolan-tonjolan seperti rambut yang menonjol keluar taste bud melalui taste
pore (lubang). Dengan demikian zat-zat kimia yang terlarut dalam cairan ludah
akan mengadakan kontak dan merangsang
sel-sel kemudian timbul lah impuls yang akan menjalar ke syaraf no VII
dan syaraf IX otak untuk diteruskan ke thalamus dan berakhir di daerah pengecap
primer di lobus parietalis untuk kemudian di interpretasikan. Makanan yang
dikunyah bersama air liur memasuki kuncup pengecap melalui pori-pori
bagian atas. Di dalam makanan akan merangsang ujung saraf yang mempunyai rambut
(Gustatory hair). Dari ujung tersebut pesan akan dibawa ke otak, kemudian
diinterpretasikan dan sebagai hasilnya kita dapat mengecap makanan yang masuk ke
dalam mulut kita.
Kuncup pengecap untuk
masing-masing indra tersebut terletak di daerah yang berbeda-beda pada
lidah kita. Untuk cita rasa manis berada di bagian ujung lidah, juga untuk
rasa asin. Kuncup pengecap untuk rasa masam ada di sisi lidah. Sedangkan kuncup
pengecap untuk cita rasa pahit berada di bagian belakang lidah.
Sebagai contohnya pada saat kita mengkonsumsi
fruktosa. Fruktosa mempunyai rumus kimia yang sama dengan glukosa, CH2O,
namun memiliki struktur yang berbeda. Fruktosa merupakan sejenis gula yang
terdapat pada madu dan buah-buahan.
Zat-zat makanan
yang mengandung fruktosa misalnya buah-buahan yang telah dikunyah bersama air
liur memasuki papila melalui pori-pori pengecap. Zat makanan tersebut
merangsang rambut-rambut saraf yang terdapat pada papila. Kemudian saraf akan
membawa impuls tersebut ke otak dan otak akan menerjemahkannya sebagai rasa
manis.
4) Jelaskan
hubungan hormon oksitoksin dengan signal gelombang alfa (α) dan teta (θ) yang
dikeluarkan oleh otak ?
Hormon Oksitoksin
Oksitosin adalah suatu hormon yang diproduksi di
hipotalamus dan diangkut lewat aliran aksoplasmik ke hipofisis posterior yang
jika mendapatkan stimulasi yang tepat hormon ini akan dilepas kedalam darah.
Hormon ini di beri nama oksitosin berdasarkan efek fisiologisnya yakni
percepatan proses persalinan dengan merangsang kontraksi otot polos uterus.
Peranan fisiologik lain yang dimiliki oleh hormon ini adalah meningkatkan
ejeksi ASI dari kelenjar mammae.
Hormon ini akan menyebabkan kontraksi otot polos uterus
sehingga digunakan dalam dosis farmakologik untuk menginduksi persalinan. Sebelum
bayi lahir pada proses persalinan yang timbul spontan ternyata rahim sangat
peka terhadap oksitosin. Dengan dosis
beberapa miliunit permenit intra vena, rahim yang hamil sudah berkontraksi
demikian kuat sehingga seakan-akan dapat membunuh janin yang ada didalamnya
atau merobek rahim itu sendiri atau kedua-duanya. Didalam uterus terdapat reseptor oksitosin 100 kali lebih banyak pada
kehamilan aterm dibandingkan dengan kehamilan awal. Jumlah estrogen yang
meningkat pada kehamilan aterm dapat memperbesar jumlah reseptor oksitosin.
Begitu proses persalinan dimulai serviks akan berdilatasi sehinga memulai
refleks neural yang menstimulasi pelepasan oksitosin dan kontraksi uterus
selanjutnya.
Gelombang Otak
Gelombang otak adalah gelombang listrik yang dikeluarkan oleh neuron
dalam otak. Berdasarkan frekuensinya gelombang otak digolongkan menjadi
gelombang delta, theta, alpha dan beta.
Hubungan hormon dengan gelombang
α dan θ yang dikeluarkan oleh otak
Hormon oksitoksin
akan mengantarkan pesan / sinyal ke otak melalui neurotransmiter. Dimana neurotransmiter adalah senyawa
organik
endogenus membawa sinyal di antara neuron. Neurotransmiter terbungkus oleh vesikel sinapsis, sebelum dilepaskan
bertepatan dengan datangnya potensial
aksi.
Sehingga neuron pada otak berinteraksi
menghasilkan gelombang listrik yang berupa gelombang otak alfa dan gelombang
otak theta.
Pada saat proses
kelahiran ibu yang akan melahirkan itu pasti cemas, stress dan deg-degan. Kondisi
ini yang menghambat kinerja hormone oksitosin dengan otak untuk membentuk pola
gelombang otak alfa dan teta. Hal ini bisa menyebabkan ibu yang mau melahirkan
itu mengalami pendarahan yang hebat dan mengakibatkan kematian. Pada kondisi
ini dokter berusaha membentuk pola gelombang otak alfa dan tetha pada si ibu
yang mau melahirkan dengan cara, dokter menyuruh si ibu menarik nafas
dalam-dalam dan di keluarkan secara perlahan- lahan agar kondisi ibu tenang dan
proses kelahiran dapat berjalan dengan baik.
Selain pada ibu hamil, hormone oksitosin juga berguna untuk bayi, dengan
pijatan pada bayi membantu otak anak memproduksi hormon oksitosin, yang
menurunkan kadar stres dalam otaknya. Dengan kata lain pijatan bayi bisa
membantunya relaks, mengurangi lama ia menangis, dan membantunya tidur.
5)
Jelaskan bagaimana sifat basa dapat dihasilkan
oleh gugus OH pada sakarida (C12H22011) ?
Jawab :
Karbohidrat adalah kelompok senyawa yang mengandung unsur C,
H, dan O. senyawa-senyawa karbohidrat memiliki sifat pereduksi karena adanya
gugus karbonil dalam bentuk aldehid atau keton. Senyawa ini juga memiliki
banyak gugus hidroksil. Karena itu, karbohidrat merupakan suatu polihidroksi aldehid
atau polihidroksi keton atau turunan senyawa-senyawa tersebut. Nama lain dari
karbohidrat adalah sakarida. Kata sakarida berasal dari kata Arab “sakkar” yang
artinya gula.
Adanya gugus kabonil pada karbohidrat menyebabkan
karbohidrat bersifat Asam dan Basa Lewis.
Gugus karbonil dapat bertindak sebagai asam dan bereaksi nukleofil. Hal
ini dapat terjadi karena gugus karbonil bersifat polar.
Sifat basa yang dihasilkan gugus OH pada sakarida berkaitan dengan konsep
asam basa yang dikemukan oleh bronsted-Lowry. Basa menurut teori ini
adalah senyawa yang menerima proton/akseptor proton. Sifat basa (-OH) pada
sakarida ini dapat dilihat dari sukrosa
yang termasuk golongan disakarida yang dihasilkan dari reaksi glukosa
dan fruktosa.
Pada sukrosa, glukosa dan fruktosa terhubung melalui ikatan antara karbon
pertama (C1) pada subunit glukosa dengan karbon kedua (C2) milik fruktosa.
Ikatan ini disebut dengan ikatan
glikosida. Fruktosa adalah karbohidrat yang mengikat gugus keton.
Adanya gugus keton inilah yang menyebabkan karbohidrat (fruktosa) dapat bersifat
basa lewis. Yang mana fruktosa tersebut memiliki gugus OH- yang
dapat menarik asam (gugus H+) dari donor lain seperti pada glukosa
dalam dengan melepaskan molekul air (H2O). Jadi, karena gugus OH-
menarik ion H+ maka sifat basa ini seperti konsep asam-basa
Bronsted-Lowry yang dimana OH- sebagai akseptor, menerima proton H+.